Langsung ke konten utama

Kisah Seragam Rabu


Ternyata kita kadang perlu keberanian untuk kembali memulai meskipun jarak yang sudah terlalu merentang. Dari beberapa hari yang lalu sudah dibulatkan niat untuk mencoba kembali menyapanya. Tapi selalu tertunda. Dikemas apik dalam cerita,aku memandang kamu seolah-olah aku memandang uang. Datang,menyapa,dan diinginkan.

Kita dekat,tapi kamu tak melihat. 
Bagaimana caraku membuat kamu sadar bahwa di Rabu ini kita bisa bersapaan?Tak sadar beberapa menit an,kamu menggerakkan kepala ke arah berlawanan. Baik,mataku melihat arah isyarat itu. 
Rutinitas berjalan seperti biasa,aku tetap memandang kamu bak pahlawan kebahagiaanku.

Alam semakin bersuara bahwa kamu akan bergejolak pada hari itu. Senang,kamu memutuskan berbicara denganku walaupun hanya sepatah satu. Ilusi hati seakan berteriak bahwa aku sangat senang dan aku tidak tahu. Semacam cacing kepanasan,tingkahku melewati batas karna kamu menatapku.

Rabu sebelum itu,kami hanya bersapa dalam sendu.
Berharap dalam ragu.
Bertanya dalam candu.
Berprasangka dalam pilu.

Komentar