Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Kisah Seragam Rabu

Ternyata kita kadang perlu keberanian untuk kembali memulai meskipun jarak yang sudah terlalu merentang. Dari beberapa hari yang lalu sudah dibulatkan niat untuk mencoba kembali menyapanya. Tapi selalu tertunda. Dikemas apik dalam cerita,aku memandang kamu seolah-olah aku memandang uang. Datang,menyapa,dan diinginkan. Kita dekat,tapi kamu tak melihat.  Bagaimana caraku membuat kamu sadar bahwa di Rabu ini kita bisa bersapaan? Tak sadar beberapa menit an,kamu menggerakkan kepala ke arah berlawanan. Baik,mataku melihat arah isyarat itu.  Rutinitas berjalan seperti biasa,aku tetap memandang kamu bak pahlawan kebahagiaanku. Alam semakin bersuara bahwa kamu akan bergejolak pada hari itu. Senang,kamu memutuskan berbicara denganku walaupun hanya sepatah satu. Ilusi hati seakan berteriak bahwa aku sangat senang dan aku tidak tahu. Semacam cacing kepanasan,tingkahku melewati batas karna kamu menatapku. Rabu sebelum itu,kami hanya bersapa dalam sendu. Berharap dalam ragu. Bertanya dalam

Teruntuk Dia

Hari ini,hari dimana kamu belajar untuk berbagi. Hari ini juga, hari dimana kamu meyakinkan kami untuk saling mempercayai. Senja berbicara,bahwa kami harus membiarkan diri untuk yakin bahwa kamu adalah pemberi motivasi yang tak terganti. Bisakah kami menjalani semua ini? Yang setiap harinya kami sibuk mengurus diri ditambah lagi sibuk membalas ucapan selamat pagi. Tak segan-segan,kamu menghadiri disaat kami tidak ingin bermimpi. Bermimpi akan betapa indahnya menjalani hari yang selama ini sendiri jadi tidak sendiri. Namun,ternyata itu semua telah usai dan tidak di abadikan. Baiklah,ternyata ini hanyalah sepucuk surat hati yang tidak terealisasikan. Kami percaya,suatu saat nanti akan ada hari dimana kalian mencari kami dikemudian. Tidak percaya keajaiban jika sudah melebihi 1 pekan bertemu dengan hujan. Sebut saja dengan nama 'dia'. Dia yang mengajarkan,betapa besarnya hati seorang kami. Dan usaha bermertamofosa adalah suatu kelebihan. Nampaknya,akan ada ucap

Skenario Berjalan

Apa yang harus dipikirkan?jika sesuatu yang tidak disangka-sangka harus ditatapkan pada muka. Melewati manisnya masa,pilihan skenario untuk bersama yang kurasa hanya untuk sementara. Bertahan?hanya sesuatu yang dilihat manis namun nampak pahit. Kutunggu janji yang sudah diberi,relasi hati yang ingin beropini ingin mengingkari. Diam atau Beralih?terkadang aku tak mengerti. Satu hal yang ingin ku simpan. Ucapan yang lestari seakan-akan merelung hati. Bersama diri,menuju bukit dimana aku harus berhati-hati. Berhati-hati dalam memutuskan patah hati. Dalam diri ku ingin berjanji,kamu yang ada di lain hari! Ingatkah kamu akan perjalanan mengingat memori? Aku hanya ingin berharap kamu mengerti. Terimakasih atas segala yang kamu beri. Karena ini,aku jadi bisa merelakan diri yang harus pergi. Atas semua yang aku ingat,kamu mengajarkan diri untuk mengerti, bahwa skenario akan tetap berlari. Berjalan?mungkin sedikit yang lama-lama akan menjadi bukit. Memberikan arti,bahwa dise